---- SELAMAT BERKUNJUNG DI BLOG INI----

Marilah Kita Memuliakan Kehidupan


Sahabat saya yang mulia hatinya,

Mohon Anda perhatikan, bahwa tidak sedikit dari kita berlaku dengan keramahan yang tidak cukup baik untuk betul-betul mengerti kehidupan.

Tidak sedikit dari kita yang hanya ‘tampak’ mendengar, tetapi sebetulnya sedang merencanakan apa yang akan dikatakannya – segera setelah lawan bicaranya selesai berbicara.

Sehingga, banyak perdebatan yang sebetulnya hanyalah kesibukan dua pihak yang saling membicarakan pendapatnya masing-masing, tanpa keterbukaan hati untuk mendengarkan dan mengerti pendapat orang lain.

Bukankah tidak mungkin bagi siapa pun untuk menjadikan dirinya seratus persen salah, atau menjadi seratus persen benar?

Bukankah kita diperintahkan untuk menemukan keindahan di dalam perbedaan?

Bukankah Tuhan Yang Maha Perkasa itu akan langsung saja menjadikan kita semua satu umat dengan satu pendapat, jika Tuhan tidak mengilhamkan keindahan di dalam keberagaman dari semua ciptaan-Nya?

Dan bukankah keberagaman yang tersederhana tetapi yang paling utama dalam kehidupan ini, adalah penciptaan segala sesuatu yang berpasang-pasangan?

Marilah kita sadari, bahwa di saat kita meyakini sesuatu, ada sesuatu yang lain yang memberikan alasan bagi orang lain untuk meragukannya.

Maka janganlah kita meyakini apa pun yang tidak memuliakan kehidupan.


Sahabat saya yang besar impian-impian hatinya,

Marilah kita menasehatkan kebenaran dan kesabaran bagi satu sama lain.

Janganlah berlama-lama mengisi kehidupan dengan perbantahan yang lebih mengutamakan tidak berubahnya pendapat lama yang tidak memuliakan kehidupan.

Marilah kita menyegerakan keterlibatan dalam kehidupan yang ceria dan sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan yang meningkatkan kualitas hidup kita.

Kemudian, jika kita merindukan tempat-tempat yang mulia dalam kehidupan kita di dunia dan di surga, marilah kita melebihkan kecintaan yang menjadikan diri dan pekerjaan kita rahmat bagi sesama.

Marilah kita memuliakan kehidupan.


Sahabat saya yang mulia hatinya,

Mudah-mudahan Super Note yang sederhana di atas, dapat berlaku ramah dalam mendampingi kerja keras Anda hari ini.

Ibu Linna dan saya menghaturkan rasa terima kasih dan pujian yang tulus kepada para sahabat yang telah berkenan untuk menyampaikan nasehat dan dukungan yang sangat mentabahkan kami dalam polemik mengenai nasehat yang saya sampaikan untuk memuliakan kehidupan dan masa depan anak-anak putri kita.

Marilah kita menghormati hak saudara-saudara kita yang tidak sepakat dengan kita, dan mendoakan agar anak-anak putri mereka, dan menantu putri mereka, dan ibunda mereka, dan ibu mertua mereka - indah kehidupannya, karena Tuhan menggembirakan mereka dalam jalan-jalan kehidupan yang indah.

Saya mendoakan agar kita semua diijinkan Tuhan untuk melanjutkan kehidupan dalam kesibukan yang lebih berpihak kepada yang penting bagi pemuliaan kehidupan keluarga kita, dan menaruh polemik ini di ranah yang bisa diselesaikan dengan diskusi yang ramah.

Marilah kita memuliakan kehidupan.

Mudah-mudahan kita membahagiakan Tuhan dengan kesungguhan untuk menjadi pribadi yang perilakunya indah dalam pengamatan Tuhan.

Ingatlah, Anda sekarang pun sedang Tuhan perhatikan.

Marilah kita menghidangkan diri kita sebagai pemandangan yang indah bagi Tuhan.

Mohon disampaikan salam sayang untuk keluarga Anda terkasih, dari Ibu Linna dan saya.

Loving you all as always,

MARIO TEGUH SUPER NOTE

Penyakit manusia dalam versi Anak Gaul

1. NANGISITIS
Akibat terlalu sensitif. Gejalanya bibir cemberut, mata kedip-kedip. Efek sampingnya mata bengkak, saputangan banjir, hidung meler, bawaannya ngurung diri atau terkena penyakit Curhatitis A. Penyakit ini bisa diobati dengan obat Tegaridol, OBH (Obat Berhati Hamba).

2. CURHATITIS B
Bawaannya pengen nyerocos. Efek samping rahasia orang bisa bocor, terkena Nangisitis. Penyakit ini bisa diarahkan positif jika ia bercuhatitisnya ke orang yang tepat, apalagi sama Tuhan, tempat penyembuhan curhatitis paling aman...Hmmm

3. SHOPPING SYNDROME
Gejalanya pengen jalan mulu, mata melotot. Efek sampingnya ngiler, mulut nganga, dompet jadi tipis. Jika sudah masuk stadium 4 (parah banget) dompet cowoknya ikut tipis. Coba minum hematcold atau tablet PD (Pengendalian Diri)…

4. CEREWETISME
Lebih parah dari Curhatitis B, tidak mengandung titik koma. Efek samping muncrat, telinga tetangga budek, dada cowoknya bisa jadi lebih halus karena sering mengelus.
Lebih cepat makan pil dengar dan minum tablet bicara lebih diperlambat....

5. LAMANIAN DANDANITIS
Pengennya diem depan cermin. Tangan kiri gatel-gatel pengen pegang sisir, tangan kanan kram-kram pengen teplok-teplok pipi pake bedak....Hmmmmm.
Efek samping: menor, telat, cowoknya berkarat, nggak kebagean makanan. Minum segera Sari Bawak (Bagi Waktu) dan Taperi (tambah percaya diri). Buat cowok minum Toleransikipil 230 butir sehari sesudah dan sebelum mandi.!

6. CEMBURUNOMA
Gejala muka lonjong, tangan mengepal, alis menukik. Coba cegah dengan obat sirup prasangka baik tiga sendok sehari, pil pengertian dan tablet selidiki dahulu.!

7. NGAMBEKILITIS
Gejala hampir sama dengan Cemburunotomy. Minum obat Sabaron dan Bersyukurinis...

Percaya Pada Diri sendiri


Jika Anda menginginkan diri Anda menjadi seorang pemimpin yang berhasil, maka Anda perlu mengetahui bahwa Anda memerlukan rasa percaya diri, agar Anda bisa bertindak dan bergerak dengan efisien dan efektif menuju keinginan puncak Anda. Begitu pula, jika Anda menginginkan diri Anda menjadi seorang marketer yang berhasil. Anda juga perlu percaya diri bahwa Anda saat ini memang sedang bergerak ke arah keinginan puncak itu. Inilah yang berlaku untuk APAPUN keinginan puncak Anda.

Untuk apa pun yang Anda inginkan, Anda memerlukan rasa percaya diri. Hanya dengan percaya diri, Anda bisa menikmati perjalanan Anda menuju keinginan puncak Anda, dengan rasa senang dan bahagia.

Persoalannya begini. Rasa percaya diri pada dasarnya adalah sebuah keahlian yang bisa dipelajari. Ia bukan bawaan lahir, melainkan hasil dari proses belajar terus-menerus. Uniknya, Anda biasanya memperoleh rasa percaya diri dengan proses yang tidak disadari. Itu sebabnya, banyak orang yang mempertanyakan diri sendiri:

"Saya sebenarnya ingin menjadi ..., tapi kok kayaknya mustahil ya?"

Pertanyaan itu mencerminkan rasa percaya diri yang belum optimal, akibat kebiasaan menunggu datangnya rasa percaya diri. Orang ini lupa, bahwa percaya diri memang tidak bisa ditunggu. Percaya diri harus dibangun dengan berbagai kesadaran. Blunder seperti ini mirip dengan gambaran berikut.

Pernahkah Anda memperhatikan, bahwa seseorang yang berhasil -- karena sukses bisnis, karena jabatan puncak, karena kekayaan melimpah, karena ketenaran sejagat, karena kehebatan selangit, karena keahlian yang luar biasa dan sebagainya, cenderung lebih percaya diri?

Padahal, saat orang itu masih baru datang dari kampung sebagai orang udik yang baru memulai segalanya, jelas sekali ia bukan orang yang penuh percaya diri. Keberhasilannya mencapai berbagai keinginan telah membuatnya menjadi orang yang sangat percaya diri. Bagaimanakah ia bisa mentransformasi dirinya dari kurang percaya diri menjadi sangat percaya diri?

RAHASIA PERCAYA DIRI

Salah satu rahasia dari percaya diri adalah achievement atau pencapaian. Dalam gambaran di atas, jelas sekali bisa dilihat bahwa pencapaian akan meroketkan rasa percaya diri seseorang.

Namun demikian, Anda mungkin akan berkata, "Bukankah untuk mencapai sukses itu juga perlu percaya diri?" Percaya bahwa diri Anda memang bisa sukses dan bahagia? Ya! Memang demikian seharusnya.

Maka, muncullah paradoks yang membingungkan itu.

Anda punya keinginan. Dengan mencapainya, Anda akan lebih percaya diri. Dengan menjadi sukses, Anda akan merasa aman karena jaminan berbagai hal (uang, jabatan, akses, ruang gerak, keamanan, kemapanan, dan sebagainya), yang akan membuat hidup Anda menjadi lebih mudah dan bahagia.

Lucunya, untuk mencapai semua itu diperlukan juga rasa percaya diri, agar Anda bisa menikmati perjalanan menuju keinginan puncak, dengan rasa senang dan bahagia. Sebab, Anda tentu tidak ingin menunda kebahagiaan Anda. Yang ada, adalah bahagia sekarang, makin bahagia kemudian, dan lebih bahagia lagi dan lebih bahagia lagi.

Di sinilah perlunya, Anda menelusuri ulang SEMUA keinginan Anda. Keinginan puncak Anda harus diurutkan lagi menjadi rantai dari berbagai keinginan. Dengan satu per satu mencapai mata rantai keinginan itu, maka Anda telah membangun berbagai achievement, yang pada akhirnya akan bermuara pada achievement puncak Anda. Dengan demikian, Anda akan percaya diri dalam menjalani proses, dan sekaligus percaya diri dalam menikmati tercapainya keinginan. Artinya, Anda akan berbahagia menikmati proses, dan Anda akan berbahagia menikmati hasil.

Sekarang, di manakah letaknya titik awal dari 'rantai keinginan Anda' itu?

Percayalah, mata rantai keinginan yang pertama adalah KEINGINAN UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI!

Kesuksesan akan mendekatkan kebahagiaan. Kesuksesan menciptakan kenyamanan. Kesuksesan akan membuat Anda lebih percaya diri menghadapi dunia dan seisinya. Untuk mencapainya, Anda juga memerlukan rasa percaya diri. Maka, KEINGINAN UNTUK LEBIH PERCAYA DIRILAH yang pertama kali harus Anda puaskan! Itulah achievement pertama Anda.

Inginkah Anda lebih percaya diri, dengan melihat percaya diri sebagai sebuah konsep dan keahlian, karena ia memang tidak bisa ditunggu begitu saja? Jika Anda memang menginginkannya, marilah kita lihat bagaimana keinginan Anda.

KEINGINAN HARUS DICIPTAKAN SECARA SADAR

Anda dilahirkan untuk dua hal. Menjadi penakluk, atau pihak yang ditaklukkan. Yang manakah yang Anda inginkan?

Jika Anda tidak ingin menjadi penakluk, maka Andalah yang akan ditaklukkan. Anda akan ditaklukkan oleh emosi Anda, oleh ketakutan Anda, oleh rasa ketidaknyamanan Anda, oleh rasa was-was Anda dan oleh berbagai perilaku buruk Anda.

Keinginan, persis seperti otot Anda. Use it or lose it! Semakin sering Anda MELATIH KEINGINAN dengan mengikutinya menjadi tindakan nyata, maka keinginan Anda akan semakin kuat. Demikian seterusnya. Dan jika Anda berhasil memupuknya, maka Anda telah membuka jalan untuk menelusuri rantai keinginan Anda sampai ke puncaknya. Itulah kekuatan keinginan.

Maka, salahlah orang yang mengira bahwa keinginan adalah benda statis yang pasif dan melintas begitu saja. Sebaliknya, keinginan adalah benda hidup yang bisa DICIPTAKAN, DITUMBUHKAN dan DIBESARKAN semaksimal mungkin. Batasnya hanyalah akal dan keterbatasan manusia. Keinginan yang besar ada pada diri setiap orang. Hanya saja, ada yang memilih untuk menghentikannya, atau menganggap itu bukan keinginannya, atau merasa tidak mungkin bisa mencapainya, dan ada pula yang percaya pada keinginannya dan sangat ingin mencapai apa yang diinginkannya.

Keinginan seorang anak TK untuk menjadi dokter, belum merupakan keinginan puncak. Itu keinginan anak-anak. Saat anak itu bertambah usia, keinginan itu akan dibreakdown menjadi keinginan untuk terus sekolah sampai SMU, dan kemudian keinginan untuk kuliah di fakultas kedokteran.

Saat kuliah, keinginan itu sangat mungkin bisa 'gembos' di tengah jalan. Misalnya, karena orangtuanya bangkrut, tidak bisa membiayai lagi, dan dirinya sendiri belum bekerja. Haruskah keinginannya itu dipupuskan? Tidak! Keinginan itu sebenarnya tetap bisa dipertahankan, sehingga keinginan itu tetap bisa dicapai. Jika ia bisa mempertahankan keinginan itu, maka keinginan itu telah menjadi keinginan puncaknya. Setidaknya, sampai ia selesai kuliah. Menjadi dokter, dan mulai MENCIPTAKAN keinginan puncak yang baru, yang lebih tinggi dan lebih besar lagi.

Lantas, bagaimanakah Anda harus melatih keinginan Anda, dari sekedar 'kepengen' alias 'mupeng', menjadi keinginan yang terus tumbuh dan berkembang menjadi keinginan puncak Anda? Bagaimanakah Anda bisa memelihara dan mengobarkan semangat, kemauan dan keinginan Anda?

MELATIH KEINGINAN

Setiap hari Anda dihadapkan pada berbagai pilihan. Waspadalah. Bukan tidak mungkin, Anda telah merasa memilih sesuai keinginan, padahal itu hanyalah selera atau bahkan nafsu yang lebih rendah. Anda harus membedakan keinginan yang positif dan mendukung tercapainya keinginan puncak Anda, dari 'sesuatu' yang hanya merupakan 'keinginan palsu' dan sebenarnya cuma nafsu.

Jika Anda biasa memilih bakso daripada siomay untuk jajan, mengapakah Anda tidak mencoba melatih keinginan dengan lebih sering memilih siomay? Jika Anda biasa menutupnya dengan teh botol, mengapakah tidak mencoba untuk secara sadar memilih es campur? Keluarlah dari kebiasaan yang itu-itu saja. Dobraklah zona kenyamanan Anda. Percayalah, nanti Anda justru akan memperluasnya.

Inilah latihan untuk keinginan Anda. Inilah yang akan MEMPERKUAT keinginan Anda. Inilah yang akan mengantarkan Anda ke puncak keinginan Anda. Inilah yang akan membuat Anda mencapai cita-cita.

Memilih adalah tindakan nyata dari keinginan Anda. Bukan hanya selera atau nafsu, akan tetapi benar-benar KEINGINAN yang Anda CIPTAKAN. Maka, suka atau tidak suka adalah barang yang kurang relevan.

Yang penting adalah, MUNCULKAN keinginan yang tetap berada di rantai keinginan Anda, yang mengarah pada keinginan puncak, lalu lakukan! JUST DO IT!

Ingatlah bahwa ini tidak mudah. Gandhi mengatakan "effort brings discomfort", dan Helmy Yahya mengatakan, "Sukailah apa yang Anda kerjakan, bukan kerjakan apa yang Anda sukai."

Dengan melatih dan membiasakan diri, Anda akan selalu senang dengan pilihan Anda. Meski itu tidak sesuai dengan selera dan nafsu Anda. Dan Anda, tidak akan bisa menjalaninya tanpa memahami dan menelusuri rantai keinginan Anda sendiri.

Anda pasti tahu apa yang terbaik untuk Anda. Anda tahu apa yang perlu Anda lakukan. Yang jelas, itu semua bukan tentang apa yang Anda tahu, melainkan tentang apa yang Anda lakukan.

MEMPERKUAT KEINGINAN

Chuck Gallozzi memberi 6 tips tentang bagaimana memperkuat keinginan Anda.

1. FOKUS ULANG

Ketahuilah, bahwa di dalam diri setiap orang ada motivasi yang amat besar. Apa yang diperlukan adalah melepaskan motivasi itu dari belenggunya. Untuk bisa membebaskan motivasi itu, Anda perlu mempertahankan fokus. Fokus pada apa? Fokus pada kesenangan, kebahagiaan, atau kenyamanan yang akan Anda dapatkan, jika Anda berhasil mencapai keinginan. Dan bukan sebaliknya, fokus pada upaya dan kerja keras untuk mencapainya. Anda memang tak perlu fokus ke sini, sebab upaya dan kerja keras itu sudah pasti.

2. UBAH PERILAKU

Perilaku yang tepat akan menjadikan Anda lebih efektif dalam menentukan sasaran, dalam memahami dan mengidentifikasi rantai keinginan Anda. Dasar terpenting dari semua perilaku yang tepat, adalah menerima jargon "no pain no gain" sebagai sebuah kenyataan.

3. LATIHAN

Ya. Seperti yang di atas. Latihan akan menciptakan kebiasaan. Kebiasaan akan menciptakan perilaku. Perilaku akan membuka jalan pada tindakan. Dan tindakan, adalah wahana untuk mencapai keinginan.

4. KONVERSI FRUSTRASI MENJADI ENERGI

Muhammad Ali mengatakan, "Hanya orang yang tahu persis rasanya kalahlah, yang akan bisa mencapai dasar jiwanya, dan kembali ke atas dengan kekuatan untuk menang."

Kuncinya, adalah berbagai hal yang positif; positif thinking, positif feeling, positif knowing. Dan segala yang positif, dimulai dengan kekayaan dalam wawasan dan cara pandang.

Ingatlah cara Anda memandang gelas yang hanya berisi air setengahnya, apakah itu berarti:

- Setengah kosong;
- Setengah penuh; atau
- Setengah dari kapasitas, daya tampung atau kemampuannya?

5. ISTIQOMAH ALIAS PERSISTENCE

Anda harus membangun stamina dengan benar; bersyukur jika lancar, bersabar jika tidak lancar.

6. MAU BEKERJA KERAS

Ingatkah Anda akan hukum Inersia? Apa yang diam akan cenderung tetap diam, dan apa yang bergerak akan cenderung tetap bergerak. Mulailah bergerak, maka Anda akan makin bergerak. Gerak Anda akan makin kuat. Keinginan Anda akan makin kuat. Maka Anda akan makin mendekati puncak keinginan Anda.

KESIMPULAN

Kembali ke rantai keinginan Anda. Apapun puncak dari keinginan Anda, itulah yang menjadi ujung dari rantai keinginan Anda. Di situlah sukses dan bahagia yang Anda cita-citakan. Dalam perjalanan untuk mencapainya, Anda juga perlu merasa sukses dan bahagia. Dan keduanya, berdiri di atas fondasi percaya diri. Maka, CIPTAKANLAH mata rantai pertama dari rantai keinginan Anda, yaitu KEINGINAN UNTUK LEBIH PERCAYA DIRI. Dengan mengikuti keinginan ini, Anda dijamin tetap berjalan di rantai keinginan menuju puncak. Inginkah Anda?

Selamatkan Masa Depan Indonesia Dengan Sains dan Teknologi


by :Budi Rahardjo

Teknologi sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Kita ambil contoh teknologi telekomunikasi dan informasi . Radio, televisi, VCD, DVD, komputer – sebagai produk dari teknologi – ada dimana-mana. Paling tidak di kota besar kita lihat banyak orang menggunakan telepon seluler (handphone). Orang yang tadinya tidak gemar menulis surat, sekarang menulis e-mail melalui Internet atau mengirim SMS melalui handphonenya setiap hari. Ini contoh teknologi yang ubiquitous, yaitu teknologi yang sudah merasuk dan “tidak nampak” (tidak terlihat sebagai sebuah benda yang aneh).

Namun sayangnya, kebanyakan dari semua ini adalah kita hanya sebagai pengguna atau konsumer dari teknologi itu sendiri. Kita bukan lagi sebagai produser, pembuat, atau inovator dalam teknologi dan aplikasinya. Padahal, dahulu kita dianggap sebagai salah satu pionir dalam telekomunikasi dengan digunakannya satelit Palapa. Indonesia sebagai negara ketiga yang memiliki satelit telekomunikasi. Saat ini dengan semakin banyaknya jumlah pengguna telepon seluler (dan akan terus bertambah), seharusnya kita tetap menjadi pelopor. Kenyataannya kita hanya sebagai konsumer belaka dengan mengimpor teknologi telekomunikasi dari luar negeri . Ini tantangan bagi generasi muda Indonesia. Dapatkah kita mengubah kondisi ini menjadi kesempatan (opportunity)?

“Kekayaan” sekarang tidak lagi hanya diukur dari kepemilikan hal-hal yang tangible – seperti uang, tanah, mobil, dan hal-hal lain yang langsung terlihat secara fisik – akan tetapi sudah mengikutsertakan hal-hal yang intangible. Kalau dahulu kekayaan sebuah perusahaan dihitung dari jumlah tanah atau kendaraan yang dimilikinya, saat ini yang ditanyakan adalah jumlah sumber daya manusianya beserta kualifikasinya (berapa jumlah S1 nya? S2? S3?) serta kepemilikan hak intelektual lainnya (berapa paten, hak cipta, merek dagang, dan rahasia dagang yang dimiliki?). Namun sayangnya, lagi-lagi, Indonesia tertinggal di bidang ini.
Penguasaan sains dan teknologi diharapkan dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup kita, yaitu dengan menjadikannya sebagai “engines of prosperity” . Penguasaan ini dijabarkan dalam bentuk kepemilikan “knowledge” atau pengetahuan. Itulah sebabnya saat ini muncul istilah-istilah seperti knowledge management, dan knowledge-based economy (ekonomi yang berbasis pengetahuan). Pertempuran antar negara – baik dalam bidang perdagangan maupun bidang militer – sudah sarat dengan teknologi. Tanpa menguasai sains dan teknologi, kita akan ketinggalan lagi.

Chong-Moon Lee , salah seorang pengamat teknologi dan ekonomi mengatakan bahwa ada tiga (3) cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi:

1.meningkatkan dan memperkuat faktor input dari tenaga kerja (labor) dan
capital;
2.melalui perdagangan dan keuntungan komparatif (misalnya melalui spesialisasi);
3.melalui inovasi dan entrepreneurship.

Mari kita fokuskan kepada faktor yang terakhir, yaitu bagaimana kita mengembangkan inovasi dan entrepreneurship. Untuk sementara ini lupakan dahulu entrepreneurship karena itu merupakan pokok bahasan tersendiri. Inovasi muncul dari riset . Inilah mengapa masa depan Indonesia ditentukan oleh sains dan teknologi.
Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai salah satu institusi pendidikan dan penelitian di Indonesia diharapkan menjadi motor (flag carrier) dalam penguasaan sains dan penghasil teknologi. Siapkah ITB?

Permasalahan Riset
Pengelolaan riset memiliki berbagai permasalahan yang tidak saja dialami oleh Indonesia tetapi juga oleh negara-negara yang sudah maju. Berikut ini ada beberapa contoh permasalahan tersebut.
Keterbatasan pendanaan (funding) merupakan salah satu masalah terbesar. Dana yang terbatas memaksa adanya prioritas atau fokus terhadap satu atau beberapa bidang penelitian saja. Industri di negara maju pun mulai kesulitan dalam mengalokasikan dana untuk penelitian. Akibatnya prioritas penelitian juga mulai diarahkan kepada penelitian yang aplikatif, yang dapat menghasilkan keuntungan finansial dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama . Kondisi sebelumnya menunjukkan bahwa penelitian yang ada lebih bernuansa teoritis (dan bahkan hanya untuk mengejar kenaikan pangkat saja). Ini tidak terjadi di Indonesia saja, melainkan sebuah fenomena global. Dalam sebuah tulisan di IEEE Spectrum ditunjukkan bahwa artikel-artikel di IEEE Transactions (yaitu jurnal utama organisasi IEEE ) saat ini hanya 15% yang berasal dari industri. Padahal di tahun 1970-an, 70% makalah berasal dari industri (contohnya adalah IBM, Bell Labs).

Arah penelitian bisa mengikuti beberapa pola:

•Mengikuti tuntutan pasar. Pendekatan yang market driven ini memiliki keuntungan bahwa penelitian tidak akan sia-sia karena ada calon pengguna (pembeli). Pendekatan ini menuntut perencanaan (road mapping) jangka pendek dan jangka panjang. Buruknya pendekatan ini adalah belum tentu kita yang mendapat keuntungan finansial karena bisa saja kita terlambat (atau juga terlalu cepat) masuk ke pasar sehingga pasar sudah dikuasai oleh pihak lain. Memprediksi pasar juga bukan pekerjaan yang mudah sehingga bisa saja salah sasaran. Selain itu SDM yang dibutuhkan dan dana pada tahap awal belum tentu tersedia.

•Mengikuti ketersediaan sumber daya manusia. Pendekatan yang melihat ke dalam adalah pendekatan ini yang paling sering dilakukan karena kemampuan SDM – dan mungkin juga fasilitas penelitian – sudah tersedia. Namun pendekatan ini memiliki kelemahan bahwa dia berorientasi ke dalam dengan topik penelitian yang belum tentu memiliki nilai komersial atau strategis. Seringkali topik penelitian dipilih sesuai dengan selera peneliti itu sendiri, dan juga sering berubah-ubah.

•Mengikuti penyedia dana. Pendekatan ini “mengikuti arus” ketersediaan dana. Jika ada dana untuk topik penelitian xyz, maka ramai-ramai peneliti mengajukan proposal sesuai dengan syarat yang diajukan oleh pemberi dana. Kompetensi dan track record dari peneliti diabaikan. Pendekatan ini terlalu short term dan hanya cocok untuk kondisi survival atau untuk melakukan bootstrap saja. Namun seringkali para peneliti ini lupa dan terus menerus mengambil pendekatan ini, yaitu pendekatan proyek. Akibatnya topik penelitian menjadi meloncat-loncat dan tidak memiliki dasar (foundation) yang kokoh.
• Mengikuti kepentingan negara atau kebutuhan masyarakat. Ini pendekatan ideal dimana memang hasil penelitian tersebut sangat dinantikan oleh masyarakat. Pendekatan ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat dan membutuhkan road map jangka panjang. Hasil-hasil sementara yang dapat langsung dimanfaatkan merupakan milestones dari rencana jangka panjang tersebut. Masalah utama dalam pendekatan ini adalah biasanya kurang ada nilai bisnisnya sehingga industri tidak mau melakukan investasi. Sementara itu pemerintah tidak memiliki dana yang cukup atau bahkan tidak memiliki komitmen sehingga arah penelitian hanya sekedar ”manis di bibir” (lip service). Di sisi perguruan tinggi atau institusi penelitian sendiri belum tentu ada sumber daya manusia dan fasilitas yang mendukung.
Tentu saja pola yang diambil oleh sebuah institusi bisa merupakan gabungan atau kombinasi dari pola-pola di atas.

Visi dari penelitian – dari pemerintahan, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian – seringkali tidak jelas atau bahkan tidak ada. Ini membutuhkan kepemimpinan (leadersip). Ketika John F. Kennedy mengatakan di Rice University bahwa Amerika akan pergi ke bulan dunia berguncang. Banyak orang yang mengatakan bahwa itu hanya mimpi. Sampai saat ini pun masih ada orang yang meragukan kesuksesan misi Apollo dan mengatakan bahwa itu hanya tipuan (hoax) belaka. Namun perkataan Kennedy tersebut mengusik jiwa beberapa orang peneliti sehingga memiliki obsesi dan komitmen untuk mewujudkan impian ini. Hasilnya dapat kita lihat sendiri. Mereka maju dengan pesat. Negara lain pun melakukan pendekatan yang sama. Bagaimana dengan Indonesia?
Paragraf di atas menyinggung tentang peneliti yang terobsesi dan memiliki komitmen untuk meneliti terus yang jarang ditemukan di Indonesia. Karakter ini yang nampaknya kurang tumbuh di Indonesia. Apakah ini bawaan sifat orang Indonesia? Tidak! Orang Indonesia sendiri sebetulnya memiliki kemampuan meneliti yang cukup baik. Buktinya mahasiswa Indonesia yang sedang belajar atau berkarya di perguruan tinggi di luar negeri dapat menjadi peneliti-peneliti yang baik. Jadi bukan manusianya, melainkan lingkungan (environment) Indonesia yang kurang mendukung penelitian. Ini yang harus kita ubah. Kita budayakan sifat meneliti.

Di ITB penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian yang bersifat teoritis dan penelitian yang lebih bersifat aplikatif. Penelitian yang bersifat teoritis dimotori oleh Fakultas, Departemen, dan lab-lab yang berada di dalamnya. Sementara itu, penelitian yang bersifat aplikatif dimotori oleh LPPM (Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat) beserta Kelompok Penelitian dan Pengembangan (KPP) yang berada di dalamnya. Diharapkan sinergi dari dua motor ini dapat menghasilkan penelitian dan pengembangan yang bermanfaat bagi Indonesia.
Tantangan Ke Depan

Banyak bidang “baru” yang diperkirakan akan menjadi primadona dalam menghasilkan prosperity, yaitu antara lain Bioteknologi, dan Nanoteknologi. Nah, siapkah kita menjadi salah satu pionir di bidang itu dengan inovasi-inovasi yang dapat menyelamatkan Indonesia? Akan adakah peneliti-peneliti tangguh dari Indonesia?

Kisah Taubat Pembunuh 100 Jiwa


Kisah ini diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أنّ نَبِيَّ الله – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وتِسْعينَ نَفْساً ، فَسَأَلَ عَنْ أعْلَمِ أَهْلِ الأرضِ ، فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ ، فَأَتَاهُ . فقال : إنَّهُ قَتَلَ تِسعَةً وتِسْعِينَ نَفْساً فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوبَةٍ ؟ فقالَ : لا ، فَقَتَلهُ فَكَمَّلَ بهِ مئَةً ، ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الأَرضِ ، فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ . فقَالَ : إِنَّهُ قَتَلَ مِئَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ ؟ فقالَ : نَعَمْ ، ومَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وبَيْنَ التَّوْبَةِ ؟ انْطَلِقْ إِلى أرضِ كَذَا وكَذَا فإِنَّ بِهَا أُناساً يَعْبُدُونَ الله تَعَالَى فاعْبُدِ الله مَعَهُمْ ، ولاَ تَرْجِعْ إِلى أَرْضِكَ فَإِنَّهَا أرضُ سُوءٍ ، فانْطَلَقَ حَتَّى إِذَا نَصَفَ الطَّرِيقَ أَتَاهُ الْمَوْتُ ، فاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلائِكَةُ الرَّحْمَةِ ومَلائِكَةُ العَذَابِ . فَقَالتْ مَلائِكَةُ الرَّحْمَةِ : جَاءَ تَائِباً ، مُقْبِلاً بِقَلبِهِ إِلى اللهِ تَعَالَى ، وقالتْ مَلائِكَةُ العَذَابِ : إنَّهُ لمْ يَعْمَلْ خَيراً قَطُّ ، فَأَتَاهُمْ مَلَكٌ في صورَةِ آدَمِيٍّ فَجَعَلُوهُ بَيْنَهُمْ
- أيْ حَكَماً – فقالَ : قِيسُوا ما بينَ الأرضَينِ فَإلَى أيّتهما كَانَ أدنَى فَهُوَ لَهُ . فَقَاسُوا فَوَجَدُوهُ أدْنى إِلى الأرْضِ التي أرَادَ ، فَقَبَضَتْهُ مَلائِكَةُ الرَّحمةِ )) مُتَّفَقٌ عليه .
“Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan orang-orang yang paling alim di muka bumi. Namun ia ditunjuki pada seorang rahib. Lantas ia pun mendatanginya dan berkata, ”Jika seseorang telah membunuh 99 jiwa, apakah taubatnya diterima?” Rahib pun menjawabnya, ”Orang seperti itu tidak diterima taubatnya.” Lalu orang tersebut membunuh rahib itu dan genaplah 100 jiwa yang telah ia renggut nyawanya.

Kemudian ia kembali lagi bertanya tentang keberadaan orang yang paling alim di muka bumi. Ia pun ditunjuki kepada seorang ‘alim. Lantas ia bertanya pada ‘alim tersebut, ”Jika seseorang telah membunuh 100 jiwa, apakah taubatnya masih diterima?” Orang alim itu pun menjawab, ”Ya masih diterima. Dan siapakah yang akan menghalangi antara dirinya dengan taubat? Beranjaklah dari tempat ini dan ke tempat yang jauh di sana karena di sana terdapat sekelompok manusia yang menyembah Allah Ta’ala, maka sembahlah Allah bersama mereka. Dan janganlah kamu kembali ke tempatmu(yang dulu) karena tempat tersebut adalah tempat yang amat jelek.”

Laki-laki ini pun pergi (menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut). Ketika sampai di tengah perjalanan, maut pun menjemputnya. Akhirnya, terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, ”Orang ini datang dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah”. Namun malaikat adzab berkata, ”Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun”. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan mereka. Malaikat ini berkata, ”Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju -pen). Jika jaraknya dekat, maka ia yang berhak atas orang ini.” Lalu mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Akhirnya,ruhnya pun dicabut oleh malaikat rahmat.”1

Beberapa Faedah Hadits

Pertama: Luasnya ampunan Allah
Hadits ini menunjukkan luasnya ampunan Allah. Hal ini dikuatkan dengan hadits lainnya,
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً »
Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ”Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.”2
Kedua: Allah akan mengampuni setiap dosa meskipun dosa besar selama mau bertaubat
Selain faedah dari hadits ini, kita juga dapat melihat pada firman Allah Ta’ala,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53). Ibnu Katsir mengatakan, ”Ayat yang mulia ini berisi seruan kepada setiap orang yang berbuat maksiat baik kekafiran dan lainnya untuk segera bertaubat kepada Allah. Ayat ini mengabarkan bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa bagi siapa yang ingin bertaubat dari dosa-dosa tersebut, walaupun dosa tersebut amat banyak, bagai buih di lautan. ”3

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan mengampuni setiap dosa walaupun itu dosa kekufuran, kesyirikan, dan dosa besar (seperti zina, membunuh dan minum minuman keras). Sebagaimana Ibnu Katsir mengatakan, ”Berbagai hadits menunjukkan bahwa Allah mengampuni setiap dosa (termasuk pula kesyirikan) jika seseorang bertaubat. Janganlah seseorang berputus asa dari rahmat Allah walaupun begitu banyak dosa yang ia lakukan karena pintu taubat dan rahmat Allah begitu luas.”4

Ketiga: Janganlah membuat seseorang putus asa dari rahmat Allah
Ketika menjelaskan surat Az Zumar ayat 53 di atas, Ibnu Abbas mengatakan, “Barangsiapa yang membuat seorang hamba berputus asa dari taubat setelah turunnya ayat ini, maka ia berarti telah menentang Kitabullah ‘azza wa jalla. Akan tetapi seorang hamba tidak mampu untuk bertaubat sampai Allah memberi taufik padanya untuk bertaubat.”5

Keempat: Seseorang yang melakukan dosa beberapa kali dan ia bertaubat, Allah pun akan mengampuninya
Sebagaimana disebutkan pula dalam hadits lainnya, dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang diceritakan dari Rabbnya ‘azza wa jalla,
أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِى أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ
“Ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu dia mengatakan ‘Allahummagfirliy dzanbiy’ [Ya Allah, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘Ay robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘Ay robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. Beramallah sesukamu, sungguh engkau telah diampuni.”6 An Nawawi dalam Syarh Muslim mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan ‘beramallah sesukamu’ adalah selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka Allah akan mengampunimu.
An Nawawi mengatakan, ”Seandainya seseorang berulang kali melakukan dosa hingga 100 kali, 1000 kali atau lebih, lalu ia bertaubat setiap kali berbuat dosa, maka pasti Allah akan menerima taubatnya setiap kali ia bertaubat, dosa-dosanya pun akan gugur. Seandainya ia bertaubat dengan sekali taubat saja setelah ia melakukan semua dosa tadi, taubatnya pun sah.”7

Ya Rabb, begitu luas sekali rahmat dan ampunan-Mu terhadap hamba yang hina ini …
Kelima: Diterimanya taubat seorang pembunuh
An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ini adalah madzhbab para ulama dan mereka pun berijma’ (bersepakat) bahwa taubat seorang yang membunuh dengan sengaja, itu sah. Para ulama tersebut tidak berselisih pendapat kecuali Ibnu ‘Abbas. Adapun beberapa perkataan yang dinukil dari sebagian salaf yang menyatakan taubatnya tidak diterima, itu hanyalah perkataan dalam maksud mewanti-wanti besarnya dosa membunuh dengan sengaja. Mereka tidak memaksudkan bahwa taubatnya tidak sah.”8
Keenam: Orang yang bertaubat hendaknya berhijrah dari lingkungan yang jelek
An Nawawi mengatakan, ”Hadits ini menunjukkan orang yang ingin bertaubat dianjurkan untuk berpindah dari tempat ia melakukan maksiat.”9

Ketujuh: Memperkuat taubat yaitu berteman dengan orang yang sholih
An Nawawi mengatakan, ”Hendaklah orang yang bertaubat mengganti temannya dengan teman-teman yang baik, sholih, berilmu, ahli ibadah, waro’dan orang-orang yang meneladani mereka-mereka tadi. Hendaklah ia mengambil manfaat ketika bersahabat dengan mereka.”10

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”11

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”12

Kedelapan: Keutamaan ilmu dan orang yang berilmu
Dalam hadits ini dapat kita ambil pelajaran pula bahwa orang yang berilmu memiliki keutamaan yang luar biasa dibanding ahli ibadah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits lainnya, dari Abu Darda’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
”Dan keutamaan orang yang berilmu dibanding seorang ahli ibadah adalah bagaikan keutamaan bulan pada malam purnama dibanding bintang-bintang lainnya.”13 Al Qodhi mengatakan, ”Orang yang berilmu dimisalkan dengan bulan dan ahli ibadah dimisalkan dengan bintang karena kesempurnaan ibadah dan cahayanya tidaklah muncul dari ahli ibadah. Sedangkan cahaya orang yang berilmu berpengaruh pada yang lainnya.”14

Kesembilan: Orang yang berfatwa tanpa ilmu hanya membawa kerusakan
Lihatlah bagaimana kerusakan yang diperbuat oleh ahli ibadah yang berfatwa tanpa dasar ilmu. Ia membuat orang lain sesat bahkan kerugian menimpa dirinya sendiri. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Umar bin ‘Abdul ‘Aziz,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
”Barangsiapa beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ditimbulkan lebih besar daripada perbaikan yang dilakukan.”15
Syarat Diterimanya Taubat
Syarat taubat yang mesti dipenuhi oleh seseorang yang ingin bertaubat adalah sebagai berikut:

Pertama: Taubat dilakukan dengan ikhlas, bukan karena makhluk atau untuk tujuan duniawi.

Kedua: Menyesali dosa yang telah dilakukan sehingga ia pun tidak ingin mengulanginya kembali.

Ketiga: Tidak terus menerus dalam berbuat dosa. Maksudnya, apabila ia melakukan keharaman, maka ia segera tinggalkan dan apabila ia meninggalkan suatu yang wajib, maka ia kembali menunaikannya. Dan jika berkaitan dengan hak manusia, maka ia segera menunaikannya atau meminta maaf.

Keempat: Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut lagi karena jika seseorang masih bertekad untuk mengulanginya maka itu pertanda bahwa ia tidak benci pada maksiat.
Kelima: Taubat dilakukan pada waktu diterimanya taubat yaitu sebelum datang ajal atau sebelum matahari terbit dari arah barat. Jika dilakukan setelah itu, maka taubat tersebut tidak lagi diterima.
Inilah syarat taubat yang biasa disebutkan oleh para ulama.

Penutup
Saudaraku yang sudah bergelimang maksiat dan dosa. Kenapa engkau berputus asa dari rahmat Allah? Lihatlah bagaimana ampunan Allah bagi setiap orang yang memohon ampunan pada-Nya. Orang yang sudah membunuh 99 nyawa + 1 pendeta yang ia bunuh, masih Allah terima taubatnya. Lantas mengapa engkau masih berputus asa dari rahmat Allah?!

Orang yang dulunya bergelimang maksiat pun setelah ia taubat, bisa saja ia menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Ia bisa menjadi muslim yang sholih dan muslimah yang sholihah. Itu suatu hal yang mungkin dan banyak sekali yang sudah membuktikannya. Mungkin engkau pernah mendengar nama Fudhail bin Iyadh. Dulunya beliau adalah seorang perampok. Namun setelah itu bertaubat dan menjadi ulama besar. Itu semua karena taufik Allah. Kami pun pernah mendengar ada seseorang yang dulunya terjerumus dalam maksiat dan pernah menzinai pacarnya. Namun setelah berhijrah dan bertaubat, ia pun menjadi seorang yang alim dan semakin paham agama. Semua itu karena taufik Allah. Dan kami yakin engkau pun pasti bisa lebih baik dari sebelumnya. Semoga Allah beri taufik.

Ingatlah bahwa orang yang berbuat dosa kemudia ia bertaubat dan Allah ampuni, ia seolah-olah tidak pernah berbuat dosa sama sekali. Dari Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdillah dari ayahnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
”Orang yang bertaubat dari suatu dosa seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa itu sama sekali.”16

Setiap hamba pernah berbuat salah, namun hamba yang terbaik adalah yang rajin bertaubat. Dari Anas, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Semua keturunan Adam adalah orang yang pernah berbuat salah. Dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.”17
Orang yang bertaubat akan Allah ganti kesalahan yang pernah ia perbuat dengan kebaikan. Sehingga seakan-akan yang ada dalam catatan amalannya hanya kebaikan saja.

Allah Ta’ala berfirman,
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
”Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqon: 70)

Al Hasan Al Bashri mengatakan, ”Allah akan mengganti amalan kejelekan yang diperbuat seseorang dengan amalan sholih. Allah akan mengganti kesyirikan yang pernah ia perbuat dengan keikhlasan. Allah akan mengganti perbuatan maksiat dengan kebaikan. Dan Allah pun mengganti kekufurannya dahulu dengan keislaman.”18

Sekarang, segeralah bertaubat dan memenuhi syarat-syaratnya. Lalu perbanyaklah amalan kebaikan dengan melaksanakan yang wajib-wajib dan sempurnakan dengan shalat sunnah, puasa sunnah dan sedekah, karena amalan kebaikan niscaya akan menutupi dosa-dosa yang telah engkau perbuat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan sebuah nasehat berharga kepada Abu Dzar Al Ghifariy Jundub bin Junadah,
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutkanlah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan menghapuskannya dan berakhlaqlah dengan sesama dengan akhlaq yang baik.”19

Semoga Allah menerima setiap taubat kita. Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada kita untuk menggapai ridho-Nya.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Disusun di rumah mertua tercinta, Panggang-Gunung Kidul , 1 Shofar 1431 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

My Children's

My Children's